GOD...
Do you believe in GOD??
Pertanyaan diatas layaknya pertanyaan dari setan yang ingin mengganggu kejiwaan dari manusia. Tentunya, bagi seseorang yang berpegang teguh dengan agamanya, pertanyaan ini hanyalah sebuah pertanyaan yang membuang waktu mereka.
Tapi, jika pertanyaan itu dilayangkan dalam konteks sepakbola, mungkin hanya beberapa orang yang tahu dan bisa menjawab pertanyaan itu, karena pengertian GOD itu adalah seseorang yang sangat dipuja oleh sebuah klub sepakbola dimana klub itu sangat identik dengan MERAH!
Robbie Fowler-lah orangnya, dia bagaikan penyelamat Liverpool FC ketika manajemen dan fans kebingungan mencari sosok Ian Rush yang baru, karena Ian Rush sudah digerogoti oleh usia. Tetapi, dengan kehadiran lelaki yang masa kecilnya nge-fans dengan Everton ini, Ian Rush bisa tenang meninggalkan klub yang sudah membesarkan namanya itu. Tidak tanggung-tanggung, Robbie muda pun langsung diwariskan nomor 9 yang sangat keramat bagi seorang stiker oleh Ian Rush ketika Ian Rush hengkang dari klub. Hal ini sangat membuat pihak manajemen dan fans sangat bergembira dan mengatakan bahwa ini adalah jawaban Tuhan atas kesulitan-kesulitan yang mendera Liverpool. Karena Robbie sangat diagungkan oleh publik Anfield, maka The KOP memberi dia julukkan 'GOD'.
Sampai saat ini, Robbie masih dikenal striker haus gol. Terbukti dengan banyaknya gol yang ia bukukan selama ia bermain di Liverpool, Leeds, dan Manchester City. Masih perlu bukti? Sampai saat ini, buku rekor Liga Inggris masih mencatat nama Robbie Fowler sebagai pencetak Hat-Trick tercepat dengan waktu kurang lebih 5 menit. Entah dengan alasan apa, Pemain yang merupakan produk asli akademi Liverpool ini dijual ke Leeds United. Spontan, para fans sangat-sangat kecewa dengan manajemen, karena Fowler merupakan salah satu tulang punggung Liverpool pada saat itu.
Pada awal tahun 2006, Rafa, yang menggantikan posisi Gerard Houlier sebagai pelatih utama, membuat keputusan yang benar-benar membuat Liverpudlian kaget. Keputusan ini adalah memboyong Robbie Fowler kembali ke tempat dimana ia memulai segalanya. Sayang, Dewa Anfield ini mulai termakan usia yang membuat kemampuan mengolah bola dia sedikit berkurang.
Sayang, belum habis rindu terobati, Robbie harus pergi lagi karena pihak manajemen memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya. Sehingga musim 2006/2007 ini merupakan musim terakhir dimana ia berseragam serba merah. Ia pun telah melakoni partai perpisahan yang diselenggarkan pada tanggal 12 Mei 2007 di stadion Anfiled. Dia selalu mendapatkan dukungan-dukungan dari The Kop selama pertandingan berlangsung. Ia pun mengakui harus menahan air matanya ketika ia melaksanakan pertandingan perpisahan ini. Ketika ia diganti oleh Peter Crouch pada menit ke-90, seluruh sudut Anfield memberikan standing ovation untuknya, karena ia merupakan Dewa Anfield yang tidak pernah dilupakan.
Thanks for everything you've done to this club and we're sure that You'll Never Walk Alone.
P.S. maaf banget kalau ada data-data yang salah!
Pertanyaan diatas layaknya pertanyaan dari setan yang ingin mengganggu kejiwaan dari manusia. Tentunya, bagi seseorang yang berpegang teguh dengan agamanya, pertanyaan ini hanyalah sebuah pertanyaan yang membuang waktu mereka.
Tapi, jika pertanyaan itu dilayangkan dalam konteks sepakbola, mungkin hanya beberapa orang yang tahu dan bisa menjawab pertanyaan itu, karena pengertian GOD itu adalah seseorang yang sangat dipuja oleh sebuah klub sepakbola dimana klub itu sangat identik dengan MERAH!
Robbie Fowler-lah orangnya, dia bagaikan penyelamat Liverpool FC ketika manajemen dan fans kebingungan mencari sosok Ian Rush yang baru, karena Ian Rush sudah digerogoti oleh usia. Tetapi, dengan kehadiran lelaki yang masa kecilnya nge-fans dengan Everton ini, Ian Rush bisa tenang meninggalkan klub yang sudah membesarkan namanya itu. Tidak tanggung-tanggung, Robbie muda pun langsung diwariskan nomor 9 yang sangat keramat bagi seorang stiker oleh Ian Rush ketika Ian Rush hengkang dari klub. Hal ini sangat membuat pihak manajemen dan fans sangat bergembira dan mengatakan bahwa ini adalah jawaban Tuhan atas kesulitan-kesulitan yang mendera Liverpool. Karena Robbie sangat diagungkan oleh publik Anfield, maka The KOP memberi dia julukkan 'GOD'.
Sampai saat ini, Robbie masih dikenal striker haus gol. Terbukti dengan banyaknya gol yang ia bukukan selama ia bermain di Liverpool, Leeds, dan Manchester City. Masih perlu bukti? Sampai saat ini, buku rekor Liga Inggris masih mencatat nama Robbie Fowler sebagai pencetak Hat-Trick tercepat dengan waktu kurang lebih 5 menit. Entah dengan alasan apa, Pemain yang merupakan produk asli akademi Liverpool ini dijual ke Leeds United. Spontan, para fans sangat-sangat kecewa dengan manajemen, karena Fowler merupakan salah satu tulang punggung Liverpool pada saat itu.
Pada awal tahun 2006, Rafa, yang menggantikan posisi Gerard Houlier sebagai pelatih utama, membuat keputusan yang benar-benar membuat Liverpudlian kaget. Keputusan ini adalah memboyong Robbie Fowler kembali ke tempat dimana ia memulai segalanya. Sayang, Dewa Anfield ini mulai termakan usia yang membuat kemampuan mengolah bola dia sedikit berkurang.
Sayang, belum habis rindu terobati, Robbie harus pergi lagi karena pihak manajemen memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya. Sehingga musim 2006/2007 ini merupakan musim terakhir dimana ia berseragam serba merah. Ia pun telah melakoni partai perpisahan yang diselenggarkan pada tanggal 12 Mei 2007 di stadion Anfiled. Dia selalu mendapatkan dukungan-dukungan dari The Kop selama pertandingan berlangsung. Ia pun mengakui harus menahan air matanya ketika ia melaksanakan pertandingan perpisahan ini. Ketika ia diganti oleh Peter Crouch pada menit ke-90, seluruh sudut Anfield memberikan standing ovation untuknya, karena ia merupakan Dewa Anfield yang tidak pernah dilupakan.
Thanks for everything you've done to this club and we're sure that You'll Never Walk Alone.
P.S. maaf banget kalau ada data-data yang salah!
tapi pas final nanti dy maen kan?
btw, cara bikin label gimana si?