No Glory in Athens, but We'll Stand Strong
UEFA Champions League merupakan kompetisi terbesar dan termegah serta mempunyai gengsi tertinggi di Eropa dibanding kompetisi lain yang terdapat di Benua Biru ini. Kompetisi ini sudah dilaksanakan lebih dari 50 tahun yang lalu dan pada pertandingan final ke-52 ini yang dilaksanakan di Athena tepatnya di Olympic Stadium, mempertemukan klub Inggris paling sukses dalam kompetisi ini, yaitu Liverpool FC dan klub tersukses ke-2 dalam sejarah kompetisi ini, yaitu AC Milan.
Tentunya kami, para Liverpudlians dengan bermodal semangat Istanbul 2005, sangat optimis dengan kemampuan Steven Gerrard cs. untuk bisa merengkuh piala "Klub Terbaik Eropa" itu dan membawanya kembali ke Anfield untuk yang ke-6 kalinya. Sudah banyak kata-kata yang mengisyaratkan psy war yang dilontarkan oleh kedua klub ini, bahkan jauh sebelum bola pada pertandingan ini bergulir. Ada yang bernada ejekan dan ada pula yang bernada pujian.
Di sekolah gw, pertandingan ini juga membawa efek yang sangat besar, karena para maniak sepakbola terbelah menjadi dua... ada yang membela Liverpool dan ada pula yang membela Milan. Nah, gw termasuk kubu yang membela Liverpool (itu sih jelas banget.... nggak usah dibilang orang juga udah tau).
Hari pembuktian pun akhirnya tiba, gw yang habis ikut kompetisi futsal pun masih bela-belain nonton walaupun badan gw ini udah nggak kuat untuk nahan 'Panggilan Alam' dan masih ada niat nonbar sama anak-anak 'Big Reds' tapi nggak jadi gara-gara bokap capek dan akhirnya setelah H-1 jam gw...
Sial banget sih gw!!!! Walau begitu, gw berhasil bangun jam 4 pagi dan dengan refleks gw langsung ke depan komputer. Langsung gw ketika livescore.com dan gw menemukan hasil yang bisa membuat hari-hari gw kedepan menjadi suram... Liverpool kalah oleh seorang Fillippo Inzaghi yang pada malam itu berhasil mengoyak jala Pepe Reina dua kali dan menit pun sudah menunjukkan angka 90. Tapi, gw terus berharap karena papan skor masih 1-2 untuk Liverpool dan yang pastinya para Liverpudlians pun mengharapkan 'keajaiban' Istanbul. Tapi, Dewa-Dewi Yunani dan Dewi Fortuna tidak berpihak kepada kami dan kami harus merelakan gelar "Klub Terbaik Eropa" itu kepada Milan. Gw sangat sedih dan gw juga berhasil ngeliat cuplikan gol-golnya dan gw hanya bisa berkata... Milan sedang dipayungi hujan keberuntungan (untuk lebih jelasnya, cari aja video gol pertamanya Milan) tapi biarpun begitu, gw merasa ini adalah waktunya Milan untuk kembali berjaya di Eropa!!
Tapi, kekalahan ini bukan sebuah kemunduran dari langkah kita, bukan juga sebagai sebuah tanda kehancuran, bukan juga sebagai akhir dunia. Tapi, kekalahan ini merupakan motivasi kita untuk bisa meraih gelar-gelar prestisius yang selalu luput dari genggaman kita, merupakan batu pijakan yang dipakai untuk melompat lebih tinggi dan merupakan sebuah pengalaman yang membuat kita menjadi lebih kuat untuk menghadapi musim depan!!
YOU'LL NEVER WALK ALONE
Tentunya kami, para Liverpudlians dengan bermodal semangat Istanbul 2005, sangat optimis dengan kemampuan Steven Gerrard cs. untuk bisa merengkuh piala "Klub Terbaik Eropa" itu dan membawanya kembali ke Anfield untuk yang ke-6 kalinya. Sudah banyak kata-kata yang mengisyaratkan psy war yang dilontarkan oleh kedua klub ini, bahkan jauh sebelum bola pada pertandingan ini bergulir. Ada yang bernada ejekan dan ada pula yang bernada pujian.
Di sekolah gw, pertandingan ini juga membawa efek yang sangat besar, karena para maniak sepakbola terbelah menjadi dua... ada yang membela Liverpool dan ada pula yang membela Milan. Nah, gw termasuk kubu yang membela Liverpool (itu sih jelas banget.... nggak usah dibilang orang juga udah tau).
Hari pembuktian pun akhirnya tiba, gw yang habis ikut kompetisi futsal pun masih bela-belain nonton walaupun badan gw ini udah nggak kuat untuk nahan 'Panggilan Alam' dan masih ada niat nonbar sama anak-anak 'Big Reds' tapi nggak jadi gara-gara bokap capek dan akhirnya setelah H-1 jam gw...
KETIDURAN!!!
Sial banget sih gw!!!! Walau begitu, gw berhasil bangun jam 4 pagi dan dengan refleks gw langsung ke depan komputer. Langsung gw ketika livescore.com dan gw menemukan hasil yang bisa membuat hari-hari gw kedepan menjadi suram... Liverpool kalah oleh seorang Fillippo Inzaghi yang pada malam itu berhasil mengoyak jala Pepe Reina dua kali dan menit pun sudah menunjukkan angka 90. Tapi, gw terus berharap karena papan skor masih 1-2 untuk Liverpool dan yang pastinya para Liverpudlians pun mengharapkan 'keajaiban' Istanbul. Tapi, Dewa-Dewi Yunani dan Dewi Fortuna tidak berpihak kepada kami dan kami harus merelakan gelar "Klub Terbaik Eropa" itu kepada Milan. Gw sangat sedih dan gw juga berhasil ngeliat cuplikan gol-golnya dan gw hanya bisa berkata... Milan sedang dipayungi hujan keberuntungan (untuk lebih jelasnya, cari aja video gol pertamanya Milan) tapi biarpun begitu, gw merasa ini adalah waktunya Milan untuk kembali berjaya di Eropa!!
Tapi, kekalahan ini bukan sebuah kemunduran dari langkah kita, bukan juga sebagai sebuah tanda kehancuran, bukan juga sebagai akhir dunia. Tapi, kekalahan ini merupakan motivasi kita untuk bisa meraih gelar-gelar prestisius yang selalu luput dari genggaman kita, merupakan batu pijakan yang dipakai untuk melompat lebih tinggi dan merupakan sebuah pengalaman yang membuat kita menjadi lebih kuat untuk menghadapi musim depan!!
YOU'LL NEVER WALK ALONE
Foto yang sangat berbeda di banding 2 tahun yang lalu...
gambar2 lu lebih berkelas...
yaudah deh pokoke gitu